Golongan Dewa
· Batara Guru: Penguasa tertinggi dalam pewayangan, hatinya keras dan kuat, halus dalam berbicara. Pernah
melanggar kebenaran, karena memberikan ‘wahyu purba kayun’ kepada
anaknya sendiri yang tidak berhak menerimanya. Juga sering melakukan
perbuatan yang memalukan.
· Batara Wisnu: Dewa pemelihara dan pembangun, lambang keabadian, kesejahteraan, kebijaksanaan.
· Batara Indra: Lambang rasa
· Batara Bayu: Lambang kekuatan, bersahaja, pendiam dan dahsyat.
· Dewi Sri: Dewi padi, sedangkan adiknya Sadana adalah dewa hasil bumi. Lakon Sri Sadana sering diadakan oleh para petani untuk selamatan pertanian padinya.
· Batara Kamajaya: Dewa paling tampan se-kahyangan, bersama istrinya, Dewi Ratih,
sangat rukun, setia, saling mencintai dan sebagai lambang kerukunan
suami-istri. (gambarnya sering terpampang pada kartu undangan
pernikahan)
· Dewi Ratih: Lambang kecantikan wanita yang menjadi idaman setiap orang.
Golongan Pendita
· Resi Bisma: Sangat berbakti kepada ayahnya, amanah, sayang kepada keluarga. Membunuh tanpa sengaja Dewi Amba.
· Resi Abiyasa: berumur
panjang dan berbudi luhur, terpaksa terjun menjalankan tugas negara
yang darurat selanjutnya menyerahkan kepada ‘ahlinya’.
· Resi Seto: Mempunyai ilmu kependitaan yang dalam, pemberani, tenang dan sabar.
· Begawan Mintaraga/Ciptoning: Tahan godaan/rayuan, menghukum diri sendiri terhadap kesalahan yang diperbuatnya.
Golongan Raja
· Sri Rama: Melindungi kaum papa, memberantas kelaliman dan angkara murka. Berjuang membebaskan Dewi Sinta yang diculik Rahwana/Dasamuka.
· Pandu: Memerintah
kerajaan dengan adil dan bijaksana, sakti. Membunuh sepasang kijang
yang sedang berkasih-kasihan yang tidak lain dari jelmaan pendeta
Kimindama.
· Puntadewa: Adil,
dermawan, jujur, tak punya ambisi kekuasaan. Pernah mempertaruhkan
istri, saudara-saudara dan negaranya ketika berjudi dengan para Kurawa.
· Kresna: Pandai
membuat strategi, tahu sebelum terjadi, diplomatis. Pernah melanggar
kebenaran, karena memberikan ‘wahyu cakraningrat’ kepada anaknya sendiri
yang tidak berhak menerimanya. Juga pernah terpaksa membunuh anaknya
sendiri, Sitija/Bomanarakasura.
· Baladewa: Sakti, sportif, teperamental/mudah marah.
· Parikesit: Raja astina yang adil dan bijaksana, bisa menyatukan negara yang terpecah-pecah sebelumnya.
· Salya: Menjadi
raja besar dan sakti tanpa tanding, tahu norma salah dan benar, berani
mengambil risiko terhadap apa yang sudah dipilihnya, setia pada janji
yaitu untuk tetap setia dengan satu istri: Dewi Setyawati. Membunuh
mertuanya sendiri, hanya karena malu terhadap ujudnya yang raksasa.
· Rahwana: Usaha yang teguh mengejar cita-cita. Angkara murka, sering menghalalkan segala cara.
Golongan Ksatria
· Sumantri: Pandai, cerdik, wingit, penuh semangat, pemberani dan halus. Membunuh adiknya sendiri meski tanpa kesengajaan akibat malu diikuti.
· Bima: Gagah
berani, teguh, kuat, patuh, jujur dan menjaga kehormatan keluarga.
Egoistis, berbudi bahasa kasar–tidak bisa berbahasa halus, tidak bisa
jongkok (selalu berdiri), pernah menghajar anaknya sendiri (Gatotkaca)
yang tidak bersalah.
· Arjuna: Sakti
tanpa tanding (lanangin jagad), tampan, gemar mengembara, pertapa,
menguasai seluk beluk kehidupan dunia dan pandai memanah. Pernah iri
hati, petualang cinta (‘thukmis’).
· Nakula: Mahir
menunggang kuda, mempergunakan panah dan lembing. Berwatak jujur,
setia, taat, belas kasih, tahu membalas budi dan dapat menyimpan
rahasia. Dianggap angkuh, karena merasa paling ‘cantik’ di muka dunia.
· Sadewa: Mahir dalam ilmu kasidan (Jawa), seorang mistikus.
· Karna: kesetiaan kepada pilihan politiknya, meski berafiliasi kepada pihak yang keliru.
· Wibisana: Mengikuti kebenaran, meski harus berkhianat (ikut Sri Rama) kepada kakaknya, Rahwana yang jahat.
· Antareja: Jujur,
pendiam, pemberani, teguh hati, berani berkorban untuk keluarga,
tanggung jawab besar, dapat dipercaya, berbakti kepada orangtua, ikhlas
berkorban.
· Antasena: Jujur, terus terang, bersahaja, berani, apa adanya.
· Gatotkaca: Gagah
berani, pandai, sangat sakti (otot kawat, balung wesi), waspada, gesit,
tabah, mempunyai rasa tanggung jawab yang besar, bisa terbang,
· Wisanggeni: Tampan, cerdik, pandai, sakti, bersahaja, apa adanya, berjiwa muda. Tidak bisa berbahasa halus.
· Abimanyu: Bertabiat
halus, tingkah lakunya baik, ucapannya terang, hatinya keras, besar
tanggung jawabnya, pemberani, pengembara dan pertapa. Mudah tersinggung,
mudah patah hati,
· Setyaki: Memegang teguh keperwiraan, meski suka berkelahi dan melempar tantangan.
· Burisrawa: Tergila gila hanya kepada satu wanita (Dewi Wara Sumbadra). Pendendam, suka bikin onar, sombong, selalu ingin menangnya sendiri.
· Aswatama: Tergila gila hanya kepada satu wanita (Dewi Banowati). Pendendam.
· Leksmana: Berwatak halus, setia kepada kakaknya Sri Rama dan tak kenal takut.
· Anoman: Sakti, berani, pahlawan kepercayaan raja,dapat diandalkan di medan perang, mempunyai wibawa angin.
Golongan Putri
· Dewi Sinta: Lambang istri setia dan suci trilaksita (ucapan, pikiran dan hatinya)
· Dewi Kunti: Ibu
yang membimbing putra-putranya para Pendawa dengan baik dan menuntut
hak tahta kerajaan, ia yang menyarankan Astina direbut melalui
peperangan, perang baratayuda.
· Dewi Madrim:Kesetiaan bela pati terhadap suaminya (Pandu) yang meninggal muda.
· Dewi Drupadi: Putri
cantik jelita, luhur budinya, bijaksana, sabar, teliti, setia dan
berbakti kepada suami. Dianggap tidak adil dalam menyayangi adik-adik
iparnya, ia lebi sayang Arjuna.
· Dewi Wara Sumbadra: Istri Arjuna yang cantik, gambaran gadis yang jadi rebutan para pria.
· Dewi Srikandi: Tauladan prajurit wanita, pandai memanah.
· Dewi Banowati: Meski istrinya Duryudana, namun cinta sejatinya (hati) hanya kepada Arjuna.
· Dewi Anggraini: Lambang kesetiaan
· Dewi Setyawati: Lambang kesetiaan, bela pati terhadap suaminya yang mati (Prabu Salya)
· Dewi Sawitri: Lambang kesetiaan
Golongan Rakyat
· Semar: Dewa yang membumi, wawasan luas, bijaksana dalam mengasuh para ksatria,sabar.
· Togog: Mempunyai pengetahuan yang luas, memberi nasehat kebaikan dan kebenaran kepada para tokoh jahat yang diikutinya.
· Petruk: Luwes, pandai menyanyi segala macam tembang dan berkesenian.
· Bagong: Lugu, lucu, sederhana, apa adanya, menjengkelkan, ngeyelan tetapi benar.
Golongan Raksasa
· Kumbakarna: Sakti, jujur, menjaga harga diri, setia kepada negara. Tak berdaya terhadap kekuasaan kakaknya, Rahwana yang angkara murka
Mohon
koreksinya jika sifat-sifat itu tidak seperti yang pembaca ketahui.
Juga silahkan ditambah, jika pembaca mempunyai tokoh wayang favorit
lainnya yang belum disebutkan.
Saya
pun jadi mudah menetapkan tokoh wayang favorit saya. Tidak hanya
menetapkan satu tokoh saja, tetapi juga tokoh-tokoh lainnya. Terhadap
pertanyaan teman di atas, jawaban saya adalah sebagai berikut:
“Favorit saya sesuai karakternya saja, jadi bisa bermacam-macam.
Soal ngatur strategi, ngefans Kresna, Soal keberanian dan menjaga
kehormatan keluarga, ngefans Bima. Soal kedermawanan, ngefans Puntadewa.
Soal cinta/tergila-gila hanya kepada satu wanita saja, ngefans
Burisrowo atau Aswatama. Soal spontanitas — apa adanya, ngefans
Wisanggeni atau Antasena, dll.”.